Sabtu, 02 Juni 2012

RPP UJIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

STANDAR KOMPETENSI
Menulis: menggungkapkan pikiran, pendapat, dan informasi dalam penulisan karangan berpola deduktif dan induktif.

  KOMPETENSI DASAR  INDIKATOR  TUJUAN PEMBELAJARAN  MATERI PEMBELAJARAN  METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN BAHAN,  MDIA, DAN ALAT ALAT

Menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan deduktif dan induktif
Kognitif  Kognitif     Proses
Setelah membaca dan memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring, siswa secara berkelompok diharapkan dapat
    Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
    Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
    Menemukan paragraf induktif dan deduktif

  Paragraf yang berpola deduktif dan induktif  
  
  Pendekatan: Pembelajaran Kontekstual 
  
Wacana tulis (artikel)    LKS
    Kertas HVS



proses    Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
    Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
    Menemukan paragraf induktif dan deduktif
  Produk
Setelah menemukan hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa secara berkelompok diharapkan dapat
    Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
    Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
    Menentukan paragraf induktif dan deduktif
Kalimat utama Model Pembelajaran: Kooperatif Tipe STADSpidol


Produk    Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
    Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
    Menentukan paragraf induktif dan deduktif
PsikomotorSetelah menentukan dan memahami hasil pencapaian tujuan produk di atas, siswa secara mandiri diharapkan dapat
    Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif
Kalimat utama dan kalimat penjelas
    Metode:
 tanya jawab, pemodelan, penugasan, dan unjuk kerja




Psikomotor    Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif
    Afektif
    Karakter
    tanggung jawab
    kritis
     disiplin
    Keterampilan sosial
Afektif
    Karakter
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku yang meliputi sikap
    tanggung jawab
    kritis
     disiplin
    Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan kecakapan sosial yang meliputi
    Berbahasa santun dan komunikatif
    Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok
    Membantu teman yang mengalami kesulitan



Perbedaan deduktif dan indukti





    KOMPETENSI DASAR
Menulis karangan berdasarkan topik tertentu dengan pola pengembangan deduktif dan induktif
    INDIKATOR
    Kognitif
    proses
    Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
    Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
    Menemukan paragraf induktif dan deduktif
    Produk
    Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
    Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
    Menentukan paragraf induktif dan deduktif
    Psikomotor
    Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif
    Afektif
    Karakter
    tanggung jawab
    kritis
     disiplin
    Keterampilan sosial
    Berbahasa santun dan komunikatif
    Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok
    Membantu teman yang mengalami kesulitan
    TUJUAN PEMBELAJARAN
    Kognitif
     Proses
Setelah membaca dan memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaring, siswa secara berkelompok diharapkan dapat
    Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
    Menemukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
    Menemukan paragraf induktif dan deduktif
    Produk
Setelah menemukan hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa secara berkelompok diharapkan dapat
    Menentukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf
    Menentukan kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama
    Menentukan paragraf induktif dan deduktif
    Psikomotor
Setelah menentukan dan memahami hasil pencapaian tujuan produk di atas, siswa secara mandiri diharapkan dapat
    Menjelaskan perbedaan paragraf deduktif dan induktif  
    Afektif
    Karakter
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku yang meliputi sikap
    tanggung jawab
    kritis
     disiplin
    Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan kecakapan sosial yang meliputi
    Berbahasa santun dan komunikatif
    Partisipasi dalam (kerja sama) kelompok
    Membantu teman yang mengalami kesulitan



    MATERI PEMBELAJARAN
    Paragraf yang berpola deduktif dan induktif
    Kalimat utama dan kalimat penjelas
    Perbedaan deduktif dan induktif
    MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
    Pendekatan: Pembelajaran Kontekstual 
    Model Pembelajaran: Kooperatif Tipe STAD
    Metode: tanya jawab, pemodelan, penugasan, dan unjuk kerja
    BAHAN DAN MEDIA
    Wacana tulis (artikel)
    LKS
    Kertas HVS
    ALAT
    Spidol
    Format evaluasi
    Pedoman penilaian dan penskoran












    SKENARIO PEMBELAJARAN

No.   
Kegiatam    Penilaian Pengamat
        1    2    3    4
PERTEMUAN I (80 menit)
A1    Kegiatan Awal (15):
Tahap 1 (5 menit): Pemancingan dengan mula-mula menanyakan kesiapan belajar siswa, lalu menanyakan pengetahuan dan pengalaman siswa tentang paragraf.
Tahap 2 (10 menit): Pengarahan dengan mula-mula bertanya jawab tentang jenis-jenis paragraf  berdasarkan letak kalimat utamanya, kemudian diakhiri dengan penegasan guru tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam proses pembelajaran pada pertemuan itu.               
B1    Kegiatan Inti (55 menit):
(55 menit): guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, kemudian memberikan pemahaman kepada siswa mengenai paragraf deduktif dan induktif, serta perbedaan antara kalimat utama dan kalimat penjelas               
C1    Kegiatan Akhir (10 menit)
    Siswa bersama guru merumuskan kesimpulan umum atas semua butir pembelajaran yang telah dilaksanakan;
    Siswa  diminta menyampaikan kesan dan saran (jika ada) terhadap proses pembelajaran yang baru selesai mereka ikuti;
    Guru menugaskan siswa untuk mencari artikel di media masa yang akan mereka identifikasi paragraf deduktif dan induktif   



           

    SUMBER PEMBELAJARAN
    Wacana tulis
    Materi Essensial MGMP Sekolah
    Lembar Pegangan Guru
    LKS 1 ; LKS 2
    LP 1 ; LP 2
    Silabus


    EVALUASI DAN PENILAIAN
1. Evaluasi
    Evaluasi Proses: dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas peserta  (siswa) dalam menggarap tugas, diskusi, kegiatan tanya jawab, dan dialog informal.
    Evaluasi Hasil: dilakukan berdasarkan analisis hasil pengerjaan tugas dan pengerjaan tes, dan pengamatan unjuk keterampilan (performance)

     2. Penilaian
a.    Jenis Tagihan Penilaian: LKS 1 dan LP 1, LKS 2 dan LP 2, , LP 4, LP 5
    Tugas Individu: menggunakan LKS 3 ; LP 3
    Bentuk Instrumen Penilaian:
    Uraian bebas
    Jawaban singkat
    Pilihan ganda




























































































Satuan Pendidikan    : SMA
Mata Pelajaran    : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester    : XI/I
Standar Kompetensi    : Membaca
Kompetensi Dasar      : Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan           membaca intensif

LEMBAR PEGANGAN GURU
 (LPG)
Pengertian Paragraf
Paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping“) adalah Unit terkecil sebuah karangan yang terdiri dari kalimat pokok atau gagasan utama dan kalimat penjelas atau gagasan penjelas. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Syarat sebuah paragraf di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
    Kalimat utama
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
    Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini terbagi atas 4 yakni :
    Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.

Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.

    Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
    Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
    Paragraf Tersebar
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi.



DAFTAR PUSTAKA
Irawan, yudi (dkk). 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan

Jumat, 01 Juni 2012

pengrtian puisi


Pendahuluan 

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari Poesis yangartinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetryyang erat dengan –poet dan - poem
. Mengenai kata poet  Coulter (dalam Tarigan,1986:4) menjelaskan bahwa kata  poet 
berasal dari Yunani yang berarti membuat ataumencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet  berarti orang yang menciptamelalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amatsuka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci,yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.(1) Alterbernd (1970 : 2), mendefinisikan puisi sebagai
the interpretivedramatization of experience in metrical language
(pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran dalam bahasa bermetrum). Meskipun mengandung kebenaran,namun definisi tersebut tidak bisa sepenuhnya diterapkan di Indonesia karena pada umumnya puisi Indonesia tidak memakai metrum sebagai dasar. Jika yangdimaksud
metrical 
adalah berirama, maka definisi Altenbernd memang bisaditerima, tetapi memiliki kelemahan karena prosa pun ada yang berirama. Sebutmisalnya cerpen-cerpen Danarto yang menggunakan kekuatan irama untuk menambah keindahan karyanya.(2)

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindahdalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusunsecara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur denganunsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.(3)

Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalahrangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakanorkestra bunyi.(4)

Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yangimajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Audenmengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.(5)

Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusiasecara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya,dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras,simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penu
perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
(6)Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang palingindah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankandan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yangmemuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangatdicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran,namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7)menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisiitu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama,kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur. 
 
Unsur Puisi

Unsur puisi merupakan segala elemen (bahan) yang dipergunakan penyair dalam membangun atau menciptakan puisinya. Segala bahan, baik unsur luar, (objek seni) maupun unsur dalam (imajinasi, intuitif, emosi, bahasa, dll) disentetikkanmenjadi satu kesatuan yang utuh oleh penyair menjadi bentuk puisi berupa teks puisi.Berikut ini merupakan beberapa pendapat-pendapat lain mengenai unsur-unsur  puisi.
(1)Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1)hakikat puisi yang melipuiti tema ( sense), rasa ( feeling ), amanat (intention), nada(tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas,ritme, dan rima.(2)Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atauyang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.(3)

Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari
outline
buku mereka bisa dilihatadanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, saranaretorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi,emosi, dan tema.(4)

Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi.Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksismenunjuk ke arah struktur fisik puisi.(5)

Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan,(4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi(1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8)kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richardsdan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada,rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, katakonkret, ritme, dan rima).
 
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitukata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhansebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut.Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepatsangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yangdipilih diformulasi menjadi sebuah larik.Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik  bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisilama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya adakesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yangditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme)adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal),atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satuunsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rimamaupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisidisampaikan.

identifikasi cerpen


BAHAN AJAR
IDENTIFIKASI CERPEN
Cerpen merupakan salah satu genre sastra selain novel, puisi, hikayat, dan naskah drama. Seperti halnya novel, cerpen dapat dikategorikan sebagai karya prosa fiksi. Cerita pendek sering disebut sebagai cerita rekaan yang relative pendek karena dapat selesai dibaca dalam satu kalipembacaan. Dalam penyajiaannya, cerpn disusun secara cermat dan hemat serta berfokus pada satu pokok permasalahan.
Setelah dapat dijadikan sebagai salah satu media hiburan, kegiatan membaca cerpen pun dapat memberikan pelajaran berharga bagi Anda. Hal tersebut dapat Anda petik melalui nilia-nilai yang hendak dismpaikan oleh pengarang.
Dalam sebuah karya sastra, pengarang seringkali mengekspresikan berbagai fenomena kehidupan. Akan tetapi, seorang pengarang tidak begitu saja mempresentasikan realitas sosial tersebut kedalam karyanya. Filtrasi serta imajinasi pengarang pun memiliki andil dalam  terwujudnya sebuah karya sastra. Melalui karya sastra, pengarang dapat mengemukakan pandangan-pandangannya tentang suatu hal dan menyampaikan berbagai nilai kehidupan, seperti nilai moral, nilai budaya, dan nilai sosial.
Sudah berapa banyak cerpen tentang kehidupan sehari-hari yang perna And abaca? Tentunya telah banyyak cerpen yang And abaca. Untuk lebih memahami materi pembelajaran kali ini, dengarkanlah karya cerpen yang akan dibacakan oleh teman Anda berikut.

SANDAL JEPIT MERAH
Karya: S.Rais

Senja memerah. Langit sajikan semburat jingga yang berkobar di batas horizon. Sesaat lagi malam akan menebarkan keremgangan yang membaur bersama napas kesunyian. Perlahan, alam mulai melepaskan diri dari jeratan hari. Seakan jemu menimbun lelah, bumi mulai mmeredupkan kehidupannya. Aromma sepi mulai menyebar ke setiap celah udara. Berbondong-bondong angin malam mulai menjalankan tugasnya menyelimuti semesta hitam. Malam pun menetas.
Di salah satu sudut remang, seorang perempuan tua berselonjor di atas sebuah bangku bamboo. Dipijatnya urat-urat kaki yang menegang akibat rutinitas melelahkan sehari ini. Kulit-kulit keriputnya seakan bicara tentang lelah yang telah menggunung seperti tumpukan sampah yang ada di belakang gubuk reyotnya. Matanya layu dan redup. Sepasang mata itu digendong kantung mata kehitaman yang makin melebar. Sesekali, dikedipkan dalam-dalam, sebagai cara untuk memperjelas apa yang menghampar di hadapannya. Tetapi percuma saja. Matanya telah tua, setua perjalanan kepedihannya yang menahun, dan perempuan itu tak mampu lagi menikmati tarian kunang-kunang yang muncul sebagai teman dalam pekat malamnya.
Sepasang sandal jepit tipis berwarna merah tergeletak begitu saja di bawah bangku bamboo. Sandal itu ddihinggapi lubang di sana- sini. Tak hanya itu, sandal tua itu pun dihinggapi bercak-bercak kecoklatan. Seperti darah yang mongering. Ya darah! Bahkan, diatas permukaan salah satu sandal itu masih terdapat darah segar. Darah itu bermuncrat dari kkakinya. Dikakinya mmasih terdapat serpih pecahan kaca yang belum sempat dibersihkan. Pecahan kaca yang tadinya berada di gunduhkan sampah belakng rumahnya itu telah bercampur dengan darah merah, darh yang terus menumpuk di atas sandal jepit merahnya.
Lima tahun telah berlalu setelah Mamat mengawini perempuan itu dalam usia belia. Lima belas tahun. Sebagai anak yatim piatu sebatang kara, perempuan itu tak akan mungkinmenolak lammaran Mamat, lelaki berumur dua puluh lima, yang begitu saying padanya. Dengan bekal keterampilan di bidang bangunan, Mamat mampu membiayai hidupnya dan menyewah sepetak kamar  di pinggiran kota. Kebaahagiaannya makin lengkap setelah dari rahimnya lahir seorang anak sehat walaupun saat itu isianya baru enam belas.
Anak laki-laki itu dinamainya Zaenal Mutakin yang tumbuh sebagai anak yang pintar, cerdas, dan pandai bernyanyi. Tak terhitung doa dan harapan yang diajukannya pada Sang Peencipta demi masa depan anaknya itu. Dalam pelukan mimpi, seringkali ia melihat anaknya tumbuh menjadi laki-laki tampan, terkadang menjadi dokter, olahragawan, bahkan presiden. Mimpi-mimpi itulah yang selalu jadi motivasinya untuk selalu bersemangat menjalani hidup  meski dililit beban sesulit apapun.
Tetapi, mimpi-mimpi itu harus mati dilindas hari. Di suatu senja yang memerah, burung gagak bertengger di atap kamar kontrakannya. Berbondong-bondong para tetangga mendatanginya  yang sedang memasak agar-agar untuk pangeran kecilnya. Pak RT memimpin rombongan sambil mengendong Zaenal mungil yang baru berusia empat tahun itu. Tubuh bocah itu kuyup. Matanya terpejam bagai putrid tidur. Tangannya menggelantuung lemas. Tak ada napas. Langit merah mulai menghitam setelah keriuhan dihamtam lantunan adzan. Air mata membanjir. Zaenal mungil telah pergi dijemput malam. Sungai yang tenang di pinggir kampong terlalu dalam untuk direnanginya tadi siang. Saat ditemukan, tubuhnya tellah mengambang bagai perahu. Di pinggir sungai, sepasang sandal jepit mungil berwarna merah darah kesayanggan Zaenal mungil terbujur bisu.
Empat puluh hari setelah kematian Zaenal mungil kesayangannya, perempuan iitu selalu melangkah Dallam mata kosong di atas sepasang sandal jepit merah. Hidupnya seakan usai begitu saja setelah cahaya hatinya pergi dicuri takdir. Tak ada lagi cahaya dalam hidupnya, tak terkecuali suami yang selama ini dicintainya sepenuh hati. Kematian Zaenal mungil telah menimbun kebencian dalam benak Mamat. Masih terngiang di telinga perempuan itu ketika Mamaat mencacinya habis-habisan setelah tahu buah hatinya  pergi mendahului.
“Ampun, Kang! Saya akui saya memang ceroboh, tetapi ini semua sudah jjadi takdir-Nya. Terimalah, Kang, Saya ibunya, saya lebih pedih ketimbang akang. Maafkan saya, Kang!”
“ Pergi kamu!”
Perempuan itu memeluk kaki suaminya sambil menangis hebat penuh penyesalan. Tetapi tak ada ampun dari Mamat, perempuan itu ditendangnya. Kepalanya membentur dinding, tubuhnya tersungkur di atas sandal jepit merahnya. Setelah itu ia tak ingat apa-apa lagi. Sandal jepit merahnya kini dibasahi air matanya.
Alangkah terkejutnya perempuan itu setelah tahu suaminya berniat mengawini perempuan lain. Ia hanya pasrah, berharap kabar itu tidak benaradanya. Dan kalaupun benar-benar terjadi, ia hanya berharap suaminya mau memmaafkannya dan tetap mencintainya seperti lima tahun yang lalu.
Tetapi, harapannya kembali using. Suatu hari, ketika peempuan yang telah diusir suaminya itu bermaksud kembali ke kontrakannya, kamar penuh kkenangan itu kosong. Tak ada yang tahu kemana perginya sang suami harapannya. Iaa hanya mendengar kabar bahwa suaminya akan tinggal di desa asal istri barunya, entah di mana. Seketika hatinya seakan dibanjiri darah. Darah merah semerah sandal jepitnya. Ia gampang menentukan kelanjutan langkahnya. Ia hanya melangkah mengikuti helai demi helai angin yang sinar setelah menyapanya. Ia berjalan menyusuri kehidupan dialasi sepasang sandal jepit merah. Entah harus kemana lagi.
Berpuluh-puluh tahun lamanya perempuan itu hidup bergantung pada siang dan malam. Ia hanya gelandangan tanpa tujuan yang hidup dari belas kasihan  orang yang lalu lalang di depan tempat duduknya. Pernah, suatu ketika ia mendapat pekerjaan sebagai seorang pembantu dirumah tangga. Tetapi bukan sebuah keluarga yang diurusinya, melaikan sebuah tempat jual beli narkoba. Bertahun-tahun, ia hidup dalam dunia hitam yang dikutukinya dalam hati. Baginya tak ada jalan lain. Hidup tanpa izasah pendidikan formal bagai mendaki gunung tanpa kaki.  Mungkin keajaiban Tuhan pulalah yang telah menhatarkannya pada pekerjaannya saat ini. Berkali-kali majikannya, seorang Bandar narkoba, menawarinya untuk bekerja sebagai pengedar barang haram tersebut sekaligus sebagai wanita tuna susila. Tetapi, ia bersikeras walau sebagai pembantu gajinya sangat kecil. Ia tidak tertarik sedikitpun pada penghasilan yang lumayan besar seperti yang didapat oleh peremppuan-peremp[uan cantik yang sering berkumpul di rumah majikannya itu.
Lama-lama ia tidak tahan juga, apalagi setelah sang majikan memmaksanya untuk mengukuti keinginannya, yaitu menjadikannya seorang wanita tuna susila. Ia bertahan dengan pendiriannya dan pergi meninggalkan istana penuh dosa itu. Dengan uang yang dikumpulkannya, iaa membeli sebuah gubuk reyot yang ada di sekitar tempat pembuangan sampaah di kota lain. Di ssitulah ia memulai kehidupan barunya sebagai seorang pemungut paku bekas gunung. Dan itu berlalu beggitu saja, berpuluh-puluh tahun lamanya.
Malam masih menyajikan aroma kessunyian di seekitaar gubuk reyot itu. Bulan pucat memandanginya dari balik banyang awan hitam. Lampu temple di dindiing kini telah dihinggapi jelaga seiring denggan malam yang semakin tua. Perempuan itu membasuh kaki kotornya dengan air dingin. Luka-luka mongering di telapak kakinya bagai prasasti yang menceritakan bagaimana kepedihan hidupnya selama ini, selama puluhan tahun. Seiring dengan pergantian waktu, sandal jepit merahnya yang ddulun telah berkali-kali digaanti dengan sandal jepit merah baru. Kini ssandal jepit merahnya telah banyak dihinggapi lubang dan bercak darah karena tusukan beling dan paku berkaarat, dan ia harus menggantinya dengan sandal jepit merah yang baru.

Bagaimana tanggapan Anda mengenai cerpen “ Sandal Jepit Merah” yang telah dibacakan oleh teman Anda tersebut? Dapatkah Anda memahaminya? Jika belum, baca kembali cerpen tersebut dengan seksama.
Kemudian, dapatkah Anda menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut? Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam sebuah karya cerpen terdapat gagasan yang hendak disampaikan oleh pengaarang. Gagasan tersebut muncul bersama nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
1.      NILAI MORAL
Dalam cerpen tersebut dikisahkan tentang seorang perempuan tua yang memiliki masa lalu yang sangat menyedihkan. Awalnya, perempuan itu hidup bahagia. Akan tetapi, seteelah kematian anak semata wayangnya, hidupnya berubah menjadi sebuah kesdihan yang berkepanjangan. Akan tetapi, permpuan itu tidak pernah putus asa. Dia terus berjuang untuk mempertahankan  hidupnya. Bahkan, perempuan tersebut tetap tegar dengan pendiriannya saat dirinya hamper terjerumus ke dalam lembah hitam. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipann berikut.
“Berkali-kali majikannya, seorang Bandar narkoba, menawarinya untuk bekerja sebagai pengedar barang haram tersebut sekaligus sebagai wanita tuna susila. Tetapi, ia bersikeras walau sebagai pembantu gajinya sangat kecil. Ia tidak tertarik sedikitpun pada penghasilan yang lumayan besar seperti yang didapat oleh peremppuan-peremp[uan cantik yang sering berkumpul di rumah majikannya itu.
Lama-lama ia tidak tahan juga, apalagi setelah sang majikan memmaksanya untuk mengukuti keinginannya, yaitu menjadikannya seorang wanita tuna susila. Ia bertahan dengan pendiriannya dan pergi meninggalkan istana penuh dosa itu”.
Dari kutipan tersebut, ada sebuah nilai moral yang hendak disampaikan oleh pengarang. Pengarang hendak mengemukakan bahwa meskipun kita didera kesulitan hidup, kita tidak boleh terjebak oleh nafsu dunia. Kita harus  berpegang teguh pada pendirian kita dan pada ajaran agama.
2.      NILAI BUDAYA
Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang bertolak dari perilaku kehidupan sosial masyyarakat di suuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Nilai budaya tersebut dapat mencakup berbagai masalah, di antaranya kebiasaan hidup, aadat istiadat,  tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.
Dalam cerpen “Sandal Jepit Merah” tersebut, masyarakat yang digambarkan adalah sekelompok orang yang tinggal dikawasan pinggiran kota. Mereka tergolong ke dalam strata sosial menengah ke bawah. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini.

“Dengan bekal keterampilan di bidang bangunan, Mamat mampu membiayai hidupnya dan menyewah sepetak kamar  di pinggiran kota. Kebaahagiaannya makin lengkap setelah dari rahimnya lahir seorang anak sehat walaupun saat itu isianya baru enam belas”.
3.      NILAI  SOSIAL
Dalam cerpen tersebut terdapat beberapa nilai sosial yang dikemukakan oleh pengarang. Di antaranya adalah mengenai sulitnya menjalani kehidupan sebagai seseorang yang miskin. Hal tersebut dapat diamati dalam kutipan berikut.
“Baginya tak ada jalan lain. Hidup tanpa izasah pendiddikan formal bagai mendaki gunung tanpa kaki”.
Dalam cerpen ini, juga ditampilkan gambaran sosial kehidupan perkotaan yang suram. Dalam cerpen tersebut diceritakan mengenai kehidupan tokoh utama yang menyambung hidup di tengah-tengah kezaliman. Ia terpaksa meenjadi seorang pembantu rumah tangga di sebuah tempat jual beli narkoba dan tempat lokalisasi wanita tunasusila. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.

” Bertahun-tahun, ia hidup dalam dunia hitam yang dikutukinya dalam hati. Baginya tak ada jalan lain. Hidup tanpa izasah pendidikan formal bagai mendaki gunung tanpa kaki.  Mungkin keajaiban Tuhan pulalah yang telah menhatarkannya pada pekerjaannya saat ini. Berkali-kali majikannya, seorang Bandar narkoba, menawarinya untuk bekerja sebagai pengedar barang haram tersebut sekaligus sebagai wanita tuna susila”.






















LEMBAR KERJA SISWA
LKS
Dengarkanlah cerpen yang akan dibacakan oleh salah satu teman Anda,kemudian uraikanlah nilai-nilai moral, nilai budaya, dan nilai sosial yang terkandung dalam cerpen tersebut.

materi dasar jurnalistik


 
BELAJAR JURNALISTIK
 MATERI I
Materi Dasar Jurnalistik
 1. Pengertian Jurnalistik 

Definisi jurnalistik sangat banyak. Namun pada hakekatnya sama, para tokoh komuniikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda. Jurnalistik secaraharfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Katadasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasaPrancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian.Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa.Jurnalistik adalah seperangkat atau suatu alat madia massa. Pengertian jurnalistik dari berbagai literature dapat dikaji definisi jurnalistik yang jumlahnya begitu banyak. Namun jurnalistik mempunyai fungsi sebagai pengelolaan laporan harian yang menarik minatkhalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat mengenai apasaja yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi baik peristiwa factual (fact) atau pendapatseseorang (opini), untuk menjadi sebuah berita kepada khalayak.Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaopran setiap hari. Jadi jurnalistik bukan pers, bukan media massa. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis suratkabar, majalah, atau berkala lainnya.

2. Ruang Lingkup Jurnalistik 

Ruang lingkup jurnalistik sama saja dengan ruang lingkup pers. Dalam garis besar  jurnalistik Palapah dan Syamsudin dalam diktat membagi ruang lingkup jurnalistik kedalam dua bagian, yaitu : news dan views (Diktat “Dasar-dasar Jurnalistik”). News dapat dibagi menjadi menjadi dua bagian besar, yaitu :1. Stainght news, yang terdiri dari :a. Matter of fact news b. Interpretative reportc. Reportage2. Feature news, yang terdiri dari :a. Human interest features b. Historical featuresc. Biographical and persomality featuresd. Travel featurese. Scientifict features3.Views dapat dibagi kedalam beberapa bagian yaitu :1. Editorial2. Special article3. Colomum4. Feature article
3. Sejarah Jurnalistik
Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja.Itu terbukti pada Acta Diurna sebagai produk jurnalistik pertama pada zaman RomawiKuno, ketika kaisar Julius Caesar berkuasa.Sekilas tentang pengertian dan perkembangan jurnalistik, Assegaff sedikitmenceritakan sedikit sejarah. Bahwa jurnalistik berasal dari kata Acta Diurna, yang terbitdi zaman Romawi, dimana berita-berita dan pengumuman ditempelkanatau dipasang di pusat kota yang di kala itu disebut Forum Romanum. Namun asal kata jurnalistik adalah“Journal” atau “Du jour” yang berarti hari, di mana segala berita atau warta sehari itutermuat dalam lembaran tercetak. Karena kemajuan teknologi danditemukannyapencetakan surat kabar dengan system silinder (rotasi), maka istilah “persmuncul”, sehingga orang lalu mensenadakan istilah “jurnalistik” dengan “pers”.Sejarah yang pasti tentang jurnalistik tidak begitu jelas sumbernya, namun yang pasti jurnaliatik pada dasarnya sama yaitu diartikan sebagai laporan. Dan dari pengertianada beberapa versi. Kalau dalam dari sejarah Islam cikal bakal jurnalistik yang pertamakali didunia adalah pada zaman Nabi Nuh.Suhandang dalam bukunya juga menerangkan sejarah Nabi Nuh teerutama dalammenyinggung tentang kejurnalistikan. Dikisahkan bahwa pada waktu itu sebelum AllahSWT menurunkan banjir yang sangat hebatkepada kaum yang kafir, maka datanglahmaiakat utusan Allah SWT kepada Nabi Nuh agar ia memberitahukan cara membuatkapal sampai selesai. Kapal yang akan dibuatnya sebagai alat untuk evakuasi Nabi Nuh beserta sanak keluarganya, seluruh pengikutnya yang shaleh dan segala macam hewanmasing-masing satu pasang. Tidak lama kamudian, seusainya Nabi Nuh membuat kapal,hujan lebat pun turun berhari-hari tiada hentinya. Demikian pula angin dan badai tiadahenti, menghancurkan segala apa yang ada di dunia kecuali kapal Nabi Nuh. Dunia pundengan cepat menjadi lautan yang sangat besar dan luas. Saat itu Nabi Nuh bersamaoranng-orang yang beriman lainnya dan hewan-hewan itu telah naik kapal, dan berlayar dengan selamat diatas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat.Hari larut berganti malam, hingga hari berganti hari, minggu berganti minggu. Namun air tetap menggenang dalam, seakan-akan tidak berubah sejak semula. Sementaraitu Nabi Nuh beserta lainnya yang ada dikapal mulai khawatir dan gelisah karena persediaan makanan mulai menipis. Masing-masing penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah air bah itu memang tyidak berubah atau bagaimana? Hanya kepastiantentang hal itu saja rupanya yang bisa menetramkan karisuan hati mereka. Denganmenngetahui situasi dan kondisi itu mereka mengharapkan dapat memperoleh landasan berfikir untuk melakukan tindak lanjut dalam menghadapi penderitaanya, terutama dalammelakukan penghematan yang cermat.Guna memenuhi keperluan dan keinginan para penumpang kapalnya itu Nabi Nuhmengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinanadanya makanan. Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dankian kemari mencari makanan, tetapi sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daundan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pundi patuknya dan dibawanya pulang ke kapal. Atas datangnya kembali burung itu denganmembawa ranting zaitun. Nabi Nuh mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulaisurut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, sehingga burung dara itu puntidak menemukan tempat untuk istirahat demikianlah kabar dan berita itu disampaikankepada seluruh anggota penumpangnya.
 
Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia. Bahkan sejalandengan teknik-teknik dan caranya mencari serta menyiarkan kabar (warta berita di zamansekarang dengan lembaga kantor beritannya). Mereka menunjukan bahwa sesungguhnyakantor berita yang pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh.Data selanjutnya diperolah para ahli sejarah negara Romawi pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi (Imam Agung) mencatat segala kejadian penting yangdiketahuinya pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumahnya). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat danmemerlukannya.Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya.Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya,dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu.(60 SM) dikenal dengan acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (StadionRomawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dandikabarkan ke tempat lain.Baik hikayat Nabi Nuh menurut keterangan Flavius Josephus maupun munculnyaacta diurna belum merupakan suatu penyiaran atau penerbitan sebagai harian, akan tetapi jelas terlihat merupakan gejala awal perkembangan jurnalistik. Dari kejadian tersenutdapat kita ketahui adanya suatu kegiatanyang mempunyai prinsip-prinsip komunikasimassa pada umumnya dan kejuruan jurnalistik pada khususnya. Karena itu tidak herankalau Nabi Nuh dikenal sebagai wartawan pertama di dunia. Demikian pula acta diurnasebagai cikal bakal lahirnya surat kabar harian.Seiring kemajuan teknologi informasi maka yang bermula dari laporan harianmaka tercetak manjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke mediaelektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa mediaaudio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi,lahirlah berupa internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas. Dan sekarangdengan perkembangan teknologi telah melahirkan banyak media (multimedia). 

MATERI IIWawancara dan Reportase

1.Berita Dalam jurnalistik, begitu banyak pengertian berita. Masing-masing orangmemberikan definisi berita berdasarkan sudut pandang sendiri-sendiri dalammerumuskannya. Dalam buku Reporting, Mitchell V. Charnley menuliskan beberapadefinisi berita:“Berita adalah segala sesuatu yang terkait waktu dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal-hal yang paling menarik yang menarik sebanyak mungkin orang (untuk membacanya).” Ini definisi menurut Willard Grosvenor Bleyer.Menurut Chilton R. Bush, berita adalah informasi yang “merangsang”, denganinformasi itu orang biasa dapat merasa puas dan bergairah. Sementara Charnley sendiri
 
menyebutkan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau pendapat orang yang terikatoleh waktu, yang menarik dan/atau penting bagi sejumlah orang tertentu.Nah, dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni:1. Laporan2. Kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting3. Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu)Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya. Pertama, Straight News(sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yangmengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap nggak mengabaikan kelengkapan data dan obyektivitas.Kedua, Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yangmenyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust(menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).2.Menulis beritaAda satu hal lagi tentang berita, selain kita harus memenuhi kaidah 5W+H (What,Who, Where, When, Why plus How), yakni menuliskan hasil laporan atau pengamatanterhadap peristiwa atau pendapat yang menarik itu. Intinya, adalah menuliskan berita ituke dalam artikel yang menaik. Nah, supaya tulisan beritamu oke punya. Paling nggak kamu kudu mengetahui beberapa hal, di antaranya:Informasi. Yup, informasi, bukan bahasa. Informasi adalah batu-bata penyusun beritayang yang efektif. Tanpa informasi, walah jangan harap kamu bisa menulis berita itudengan baik. Jangankan nggak punya informasi, informasinya nggak lengkap saja bakalan kewalahan bikin beritanya. Pokoknya, ada yang ganjal saja, karena tulisan jadikurang menggigit.Siginifikansi. Maksudnya, berita kudu memiliki informasi penting; yaknimemberi dampak pada pembaca. Misalnya aja, penulisnya mengingatkan pembacakepada sesuatu yang mengancam kehidupan mereka.Fokus. Betul, kegagalan seorang penulis berita adalah ketika menyampaikan berita secarasporadis, alias semrawut. Nggak fokus. Berita yang sukses dan oke biasnya justru pendek, terbatasi secara tegas dan sangat fokus. “Less is more,” kata Hemingway.Konteks. Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepatsehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan ke mana mengalir, serta seberapa jauh dampaknya.Wajah. Jurnalisme itu menyajikan gagasan dan peristiwa; tren sosial, penemuanilmiah, opini hukum, perkembangan ekonomi, krisis internasional, tragedi kemanusiaan,dinamika agama, dsb. Tulisan yang disajikan itu berupaya mengenalkan pembaca kepadaorang-orang yang menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Ataumenghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan dan peristiwa itu.Lokasi/Tempat. Sobat muda, pembaca menyukai banget “sense of place”. Kamu bisamembuat tulisan jadi lebih hidup jika menyusupkan “sense of place”. Bener lho.Misalnya aja kamu gambarkan tentang suasana jalannya pertandingan sepakbola yangmenegangkan saat kedua klub itu bermain hidup-mati untuk mengejar gelar juara ataumenghindari jurang degdradasi. Seru deh.
 
Suara. Tulisan akan mudah diingat jika mampu menciptakan ilusi bahwa seorang penulis tengah bertutur kepada seorang pembacanya. Jadi, gunakan kalimat aktif. Bila perlu berbau percakapan.Anekdot dan Kutipan. Anekdot adalah sebuah kepingan kisah singkat antara satu hinggalima alinea—“cerita dalam cerita”. Anekdot umumnya menggunakan seluruh teknik dasar penulisan fiksi; narasi, karakterisasi, dialog, suasana. Semua itu dibuat dengantujuan untuk mengajak pembaca melihat cerita dalam detil visual yang kuat. Kata orang-orang sih, anekdot sering dianggap sebagai ‘permata’ dalam cerita.3.Nilai beritaNilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadiancukup penting untuk diliput. Ada sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadianmemiliki nilai berita. 7 di antaranya adalah:1. Kedekatan (proximity). Ada dua hal tentang kedekatan. Pertama dekat secara fisik dankedua, kedekatan secara emosional. Orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu.2. Ketenaran (prominence). Orang terkenal memang sering menjadi berita. Seperti kataungkapan Barat, Name makes news. Bintang film, sinetron, penyanyi, politisi ternamaseringkali muncul di koran dan juga televisi.3. Aktualitas (timeliness). Berita, khususnya straight news, haruslah berupa laporankejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masadepan.4. Dampak (impact). Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luasmemiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat,semakin tinggi pula nilai beritanya.5. Keluarbiasaan (magnitude). Sebenarnya hampir sama dengan dampak, namunmagnitude di sini menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar, dan segala sesuatu yang besar.6. Konflik (conflict). Berita tentang adanya bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik,selalu menarik. Misalnya bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, etnik, agama, kepercayaan, perang dsb.7. Keanehan (oddity). Sesuatu yang tidak lazim (unusual) mengundang perhatian orang disekitarnya. Orang yang berdandan esktrentrik, orang yang bergaya hidup nggak umum,memiliki ukuran fisik yang beda denga yang lain pada umumnya, dsb cenderung jadi berita yang bernilai tinggi.
Daya tarik berita (News interest).
Beberapa topik yang mengandung daya tarik berita di antaranya adalah: self-interest,uang, seks, perjuangan, pahwalan dan keterkenalan, suspence (mencekam), humaninterest, kejadian (perayaan) dengan lingkup besar, kontes, penemuan baru, hal yangtidak biasa, kejahatan, dsb.
Sumber informasi untuk bahan berita
Ada beberapa sumber perolehan berita:1.Staf surat kabar, yaitu personal yang bekerja pada redaktur surat kabar tertentu, berkantor di redkasi surat kabar tersebut.
 
2. Koresponden, yaitu wartawan yang bekerja untuk media atau kantor berita tertentu dantidak berkantor di kantor redaksi.3. Kantor berita (news agencies), yakni lembaga yang khusus berita-berita dalam dan luar negeri serta beraneka jenisnya untuk kemudian dijual ke berbagai media massa.4. Features Syndicates, yaitu lembaga yang khusus “menjual” kepada penerbit.5. Kalangan publisitas, yaitu orang-orang atau kelompok yang bekerja mempopulerkanorang-orang atau peristiwa.6.Volunteer staff, yaitu orang-orang awam atau bukan kalangan pers yang akan memberiinformasi berharga tentang gejala dan kejadian yang bisa diangkat sebagai berita.
Syarat sumber berita
Sebuah tulisan jurnalistik haruslah bersumber dari fakta, bukan opini atau asumsisi reporter. Itu sebabnya, harus ada sumber berita yang jelas dan dapat dipercaya. Ada beberapa syarat sumber berita:1. Layak dipercaya, meski kelihatan mudah, tapi wartawan yang belum berpengalamanakan kejeblos mewawancarai sumber yang diragukan kebenaran omongannya. Jadi kudu jeli dan kritis ketika mengamati peristiwa atau kejadian dan siapa saja yang terlibat didalamnya.2. Berwenang, artinya orang yang punya kekuasaan dan tanggung jawab terhadapmasalah yang sedang kita garap. Kenapa ini penting? Pertama, agar tercapaikeseimbangan penulisan berita yang balance (seimbang) dan both-sided coverage (liputanyang menyajikan keterangan dua pihak yang bertolak-belakang sehingga fair atau adil).Kedua, agar tulisan atau laporan bisa aman.3. Kompeten, artinya sumber berita tersebut layak untuk dimintai keterangannya.4. Orang yang berkaitan langsung dengan peristiwa, yaitu sumber berita yang memilikihubungan, terpengaruh atau mempengaruhi peristiwa tersebut.Demikian sekilas tentang dasar-dasar jurnalistik, khususnya yang berkaitan dengansebuah pemberitaan. Masih banyak unsur lainnya dalam jurnalistik seperti manajemenmedia massa, jenis-jenis tulisan di media massa, termasuk tentang kode etik jurnalistik.Bisa dibahas pada kesempatan lain, atau bisa juga mencari informasi sendiri. Semoga sajailmu yang meski masih sedikit ini menjadi tambahan wawasan. Tapi intinya, jangan pernah merasa puas mendapatkan sedikit ilmu. Terus belajar, belajar, dan belajar. Tetepsemangat!
Mengenal dan Belajar Fotografi Untuk Pelajar
Siapa sih yang belum pernah memotret? sudah pasti diantara kalian para pelajar  pernah memotret bukan. Entah itu memotret party di sekolah, adik, keluarga, waktuwisata, ulang tahun, dan sebagainya. Nah, saat ini terasa janggal jika media cetak tidak menyertakan foto sebagai fakta pelengkap sebuah berita. Di sisi lain foto juga bisa berdiri sendiri sebagai berita gambar atau sebagai sebuah karya seni yang bernilai tinggi. Foto yang baik adalah yang mampumengikat perhatian penikmat hingga tanpa disadarinya ia sudah langsungmenterjemahkan ungkapan yang terkandung dalam gambarnya. Misal, foto pemandangangunung Bromo yang membuat penikmat/orang yang melihat foto tersebut berkata--wuihh, bagusnya...-- dan sebagainya. 
 
Apa itu fotografi?
Fotografi atau dalam bahasa inggrisnya Photography itu berasal dari bahasaYunani yaitu Photos dan Graphos. Photos berarti cahaya dan Graphos yang berartimelukis. Dalam terjemahan bebasnya berarti melukis dengan cahaya.Belajar fotografi --kalau melihat dari peralatannya seperti kamera danaksesorisnya-- memang merupakan hoby yang mahal. Namun, bila kita sudah punyaniatan untuk belajar fotografi, semahal apapun pasti akan bisa kita lakukan. Untuk belajar fotografi tidak harus punya kamera yang harganya mahal, kita bisa meminjam kameranyateman, atau kakak, atau siapa yang punya kamera. Yang jelas, bila ingin menguasaiteknik-teknik fotografi, satu syaratnya yaitu harus punya kamera, setidaknya ada kamerayang bisa dipakai untuk praktek.
Soft News atau Hard News
Tiap media bisa membuat rubrik atau bentuk tulisan baru selaras dengan kebutuhan pembaca atau sesuai dengan selera redakturnya. Namun, sedikitnya ada 4 bentuk beritayaitu hard news atau straight news, soft news, feature, dan indepth report.
Hard News atau Straight News
Yaitu berisi fakta murni yang mengabarkan suatu peristiwa penting dengan cepat,segera, dan langsung mengacu pada 5W dan 1H (what, when, where, who, why danhow).
Soft News
Yaitu berita yang mengandung 5W+1H, namun dikemas dengan gaya bahasaringan, dan biasanya beritanya menarik (human interest).
Features
Yaitu lazim disebut dengan "berita kisah". Features ini meski tetap mengandungunsur 5W+1H isinya lebih bersifat human interest. Biasanya mengungkapkan peristiwatentang realita sosial yang tersembunyi.
Indepth Report
yaitu lebih lazim disebut dengan "laporan mendalam". Penyajiannya nyaris samadengan features.
Catalog Persons Redaksional
SIUPP :No: 537/SK/Menpen/SIUPP/1998,…………………………….PEMIMPIN UMUM/PENANGGUNG JAWAB……………….PEMIMPIN PERUSAHAAN: ……………………PEMIMPIN REDAKSI: ……………………REDAKTUR ………………………………….KOORDINATOR LIPUTAN ………………….REPORTER ……………………..SEKRETARIS REDAKSI ………………………….ARTISTIK LAY-OUT (WEB) DESIGN/PRA CETAk ………………………………BANKDATA …………………………….
 
SIRKULASI: ……………………………………………ALAMAT REDAKSI: ………………………….BANK: ………………………………………...PENERBIT: ……………………KODE ETIK JURNALISTIK Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yangdilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak AsasiManusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasidan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitaskehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia jugamenyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat,dan norma-norma agama.Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormatihak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrololeh masyarakat.Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral danetika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik danmenegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesiamenetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Penafsiran
a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nuranitanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik  perusahaan pers. b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalammelaksanakan tugas jurnalistik.
Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber; b. menghormati hak privasi;c. tidak menyuap; t